Holaaa, Selamat Hari Raya Idul Adha dan selamat berbahagia semua.
Hari ini, 2 Agustus 2020 salah satu teman SD kami menikah. Sebut saja namanya Adelia Nadela, yang hari Minggu ini menikah dengan Kang Rosadi.
Sebenernya bingung mau bahas apa dari pernikahan ini. Tapi berhubung Adel adalah tokoh utama dalam kisah di SD kami, maka sebelum membahas pernikahannya izinkan hamba mengukir beberapa fakta tentang Adel supaya gak kelupaan sampe dia udah punya cucu nanti ye kaaan. /jreng
Fakta tentang Adel:
Anak Jemputan Espas
Karena di SD kami mayoritas menggunakan jemputan. Maka Adel ini murid yang naik jemputan dengan tipe Espas. Mobil ini menguasai trayek murid di sekitar cijingga, kebon kopi, dan daerah yang banyak kebon-kebon lainnya, huahaha.
Tentu saja aku sedikit hapal anak mana naik mobil mana, karena aku sendiri selalu menunggu jemputan di pinggir jalan di bawah pohon palem. Mana kebagian mobil jemputan paling ngaret sejagad. Bak genderuwo penunggu pohon kramat setiap hari ku hanya melihat lalu lalang mobil lewat.
Juara Lomba Dari Kecil
Sejak kelas 1 SD, Adel ini nampaknya sudah menunjukkan taringnya dalam hal akademik. Menjuarai lomba hitung-hitungan terbilang sangat wah dan keren jika dibandingkan aku yang masih berdebat apakah minum dari Tupperware temen yang Kristen bisa bikin murtad atau tidak.Kelas 2 SD dimulai, pertemuan kita berlanjut di tempat les sempoa sepulang sekolah atau hari libur. Dia sudah mengikuti les sempoa lebih dulu bersama rekan seperbondolannya, Anisha Dwi.
Zaman SD dahulu, orang yang sudah les sempoa sampai level 5 ke atas itu bisa menghitung macam dukun saja. Tanpa coret-coret di kertas kita bisa mengetahui hasil hitungan yang cukup rumit bagi anak umur 7 tahun. Aku yakin pasti itu alasan mereka ikut les sempoa, sedangkan aku tertarik les sempoa karena alatnya lucu dan bisa buat kecrekan sambil nyanyi ciki-ciki bum bum. Sungguh level perbedaan yang najis sekali bukan?
Ngasih Kado yang Tujuannya Gak Jelas Sampe Sekarang
Jadi di kelas 3 SD, Adelia Nadela ini dapet temen sejoli baru, Maghfiroh. Ya tentu saja Maghifroh juga pinter. Karena orang pinter menjadi magnet bagi orang pinter lainnya. Sedangkan aku? Dagu ku ada magnetnya sama meja kelas wkwk. Skip!
Di kelas 3 ini Adel tidak terlalu menojl dalam hitung-hitungan, karena sudah fusion dengan Maghfiroh skill termantab dia sekarang Bahasa Inggris. Lagi-lagi, harus berbanding terbalik kalau kemampuan Bahasa Inggris ku yang maha-oneng. Setiap ujian rasanya otak ingin meledak, DUARR!
Adel dan Maghfiroh ini duduknya berdekatan dengan kursiku, uniknya tiap ujian Bahasa Inggris, siswa/i yang telah selesai mengerjakan diperbolehkan keluar. Sedangkan mereka berdua bisa nungguin aku yang keluar paling terakhir, sampai sampai wali kelas kami, Bu Eva Erfaiyah nguap-nguap hhhh.
Tentu saja Adel bantu jelasin dari meja depan, dan Maghfiroh jelasin sambil kesel sendiri . Tak jarang Maghfiroh nyubit saking gak sabarnya, gilak, cubitannya lebih panas dari jepitan jemuran merk super!!
Tapi pada suatu hari, tak disangka-sangka mereka berdua ngasih hadiah kado gitu. isinya tempat pensil sama penggaris kotak-kotak bagussss banget. Mungkin harga semuanya sebanding dengan uang jajanku seminggu atau dua minggu, LOL.
Penggaris kotak-kotak jadul. WKWK |
Pada hari itu aku tanya mati-matian ini maksudnya apa tapi mereka berdua gak ada yang mau jawab. Mungkin sekitar berhari-hari aku tanya kembali dan jawabannya masih sama, gak mau ngasih tau.
Tentu ini membuat aku menduga-duga sendiri. Hadiah khitanan tapi kelas 3 SD itu aku belum sunat, kalo hadiah ulang tahun juga bukan karena masih kurang berbulan-bulan lagi. Untung saja tahun segitu belum ada istilah overthinking di benak kami.
Dah lah sampe sini aja nostalgia zaman SD nya, abangnya capek. Mari kita bahas ini dan kisah-kisah teman lainnya di buku terpisah, hoho.
-= Wedding Day =-
Akhirnya pembahasan yang penting dan ditunggu-tunggu. Hari pernikahannya Adel. Mari kita ringkas secara kronologis aja, oke?
Aku menunggu teman-temanku di Pom Bensin serang ini. Sambil ngadem yee kan, btw kendaraanku bukan yang di pojok kiri itu, tapi yang di pojok kanan bawah. hehe 🙃
Sumpah cuacanya panas banget, untung kita mau ke upacara pernikahan bukan upacara bendera. Mending ngeteh di ruang UKS dah kalau gitu mah. Oke skip!
Dari kiri ke kanan (Agung, Yusuf, Niko, Asha, Adelia Octa, Cindy, Rintan, Veri, Christian).
Tentu saja mereka sedang mengantri untuk mengisi buku tamu, karena kalo mau ngisi buku tabungan bukan di hajatan tapi di bank, Mas.
Dari kiri atas ke kanan bawah (Niko, Khalda, Adel Octa, Cindy, Rintan, Mempelai Pria, Adelia Nadela, Natasha, Anisha Dwi, Siti, Suaminya Siti, Yusuf, Christian, Buahaha siapa itu, Agung, Veri, pot dekorasi bunga)
Setidaknya ini pasukan kami yang datang di siang hari. Foto-foto kiriman dari teman yang dateng sore atau malam bisa diupdate belakangan. 😉
Walau lama sudah tidak saling bertemu, tapi suasana siang hari ini pecah sekali seperti tidak ada sekat, kita bebas bercanda tanpa menyinggung perasaan sama lain. Banyak hal yang ingin diobrolin di pertemuan langka kali ini. TAPI SUARA SPEAKER MAS-MAS YANG NYANYI KENCENG BANGET YA ALLAH, MAU NANGISSS!!! 😭😭
Mungkin ini yang dimaksud "Ketika mulut tak mampu berucap. Ketika telinga tak mampu mendengar. Ketika tangan tak mampu bengecilkan volume speaker hajatan..." 🤣🤣Tapi gapapa, memang sudah seharusnya acara yang berbahagia meriah seperti ini. Kalau sepi itu bukan acara nikahan tapi tanding catur. Bentar, aku cek masih ada foto lagi apa enggak. . .
Adel and The Gurls~
Adel and The Boyz~
Edisi tidak puas futu-futu. . . .
Walau pertemuan ini sangat singkat tapi cukup bermakna untuk kami. Semoga kapan-kapan bisa kumpul Alumni SSN Sukaresmi 06 dengan formasi lebih banyak atau malah lengkap.
Akhir kata, semoga Adelia Nadela dan suami menjadi keluarga yang selalu berbahagia dan terus menebarkan kebaikan, azeeek. q(≧▽≦q)
Mohon maaf apabila ada kata yang kurang berkenan dan menyakitkan. Aku tahu bahwa ini sudah cukup berat, semoga tulisanku tidak menambah bebah pikiran kalian. Sampai berjumpa di postingan tentang nikahan selanjutnyaaaa, laah.
0 Komentar